Total Tayangan Halaman

Resep Makanan Batak

C A R I

Minggu, 09 Oktober 2011

Resep Lele Natinombur

Bahan ikan:

2-4 ekor ikan lele dipanggang sampai matang.

Bahan bumbu – Sambal Natibombur:
Cabai rawit, kemiri, bawang merah dibakar atau dirajang sampai matang, kemudian digiling dengan andaliman ditambah garam secukupnya. Dan jangan lupa mencampur Rias (batangnya) yang dibakar kemudian dihaluskan bersama-sama bumbu diatas. Setelah halus baru diberi asam sekucupnya.

Hidangkanlah Sambal Natinombur ini dengan mencampur air matang secukupnya kemudian dileburi dengan ikan yang sudah dibakar/ dipanggang tersebut.

Selamat mencoba dan menikmati.

Mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Nyaris Bentrok dengan Satpam

MEDAN- Aksi puluhan mahasiswa HKBP Nommensen (UHN) di depan kampus mereka Jalan Perintis Kemerdekaan nyaris ricuh, Jumat (7/10) siang pukul 14.00 WIB. Aksi tersebut mereka lakukan sebagai protes pemecatan yang dilakukan rektorat terhadap tujuh rekan mereka, yakni dua dari Fakultas Teknik Elektro, empat dari Frakultas Hukum dan satu dari Fakultas Ekonomi.

“Kami tak terima pemecatan yang dilakukan secara sepihak oleh rektorat tanpa ada memberikan surat peringatan,” ucap J Nainggolan, mahasiswa Fakultas Hukum sementer IX yang turut dipecat pihak rektorat.

Ia mengatakan, tuduhan pihak rektorat bahwa mereka memakai narkoba tidak terbukti Pasalnya, berdasarkan hasil labotorium dari Klinik Prodia, ketujuhnya negatif memakai narkoba. “Saya tak terima di pecat seperti ini, orangtua saya sampai jatuh sakit, gara-gara fitnah dari pihak rektorat. Seenaknya saja mereka memecat. Saya sudah semester IX dan sebentar lagi wisuda,” ucapnya.

Ia menambahkan, SK pemecatan yang dilakukan rektorat tersebut, di luar dari makna pendidikan. “Kalau kami salah, jagan dipecat tapi dibina. Ini tidak, pihak rektorat menunjukkan kekuasaan yang disalahgunakan,” terangnya.

Aksi nyaris ricuh ketika beberapa Satpam menyiram ban yang dibakar mahasiswa di pinggir Jalan Perintis Kemerdekaan. Spontan membuat mahasiswa yang melakukan aksi langsung mengejar Satpam tersebut dan hampir memukulinya. Namun massa yang lain sempat melerai, sehingga bentrokkan dapat dihindari.

Polisi yang mengawal jalannya aksi sempat kewalahan mengatur lalu lintas yang macet akibat aksi yang dilakukan dipinggir jalan. Sekitar 30 menit massa aksi melakukan orasi akhirnya membubarkan diri dan arus lalu lintas pun kembali lancar.

Secara terpisah, Rektor UHN Jongkres Tampubolon menampik jika aksi tersebut dilakukan sejumlah mahasiswanya. “Kami yakin yang melakukan aksi di luar kampus, berarti bukan mahasiswa kampus kita,” ungkapnya.
Jongkres mengakui, beberapa waktu lalu, pihaknya telah memberhentikan tujuh mahasiswa yang diduga terlibat penggunaan narkoba dan keputusan itu diambil setelah terekam dalam video, jika ketujuh mahasiswa itu terlibat narkoba.

Dia juga mengakui, para orangtua mahasiswa tidak keberatan atas pemecatan yang dilakukan UHN. “Kita hanya ingin selamatkan masa depan mereka. Untuk itu, kami
sarankan kepada orangtua mereka membawanya ke daerah yang aman dari sentuhan narkoba,” sebutnya.
BAKAR BAN:Mahasiswa Universitas HKBP Nommensen berunjukrasa dan membakar ban bekas di depan kampus mereka, Jumat (7/10).






- Sumber : www.hariansumutpos.com -

Minggu, 21 Agustus 2011

Sejarah Masuknya Kristen ke Suku Batak

Sejarah masuknya agama Kristen pada suku Batak adalah sejarah yang menceritakan masuknya injil dan konteks perkembangannya sekitar tahun 1820-an hingga berdirinya Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).

Suku Batak adalah salah satu suku di Indonesia yang mempertahankan kebudayaanya; mereka memegang teguh tradisi dan adat. Pada masa lampau orang Batak tidak suka terhadap orang luar (Barat/sibottar mata) kerena mereka dianggap sebagai penjajah. Selain itu, ada paham bagi mereka bahwa orang yang berada di luar suku mereka adalah musuh, sebab masa itu sering terjadi perang antar suku. Sebelum Injil masuk, suku Batak adalah suku penyembah berhala.[rujukan?] Kehidupan agamanya bercampur, antara menganut kepercayaan animisme, dinamisme dan magi. Ada banyak nama dewa atau begu (setan) yang disembah, seperti begu djau (dewa yang tidak dikenal orang), begu antuk (dewa yang memukul kepala seseorang sebelum ia mati), begu siherut (dewa yang membuat orang kurus tinggal kulit), dan lainnya.

Suku Batak hidup dengan bercocok tanam, berternak hewan dan berladang. Mereka menjual hasil dari perternakan dan cocok tanam ke pasar ("onan") pada hari tertentu. Di pasar mereka melakukan transaksi untuk keperluan sehari-hari seperti membeli beras, garam, tembakau, dan lainnya.

Keadaan yang dinamis ini, sering terusik oleh permusuhan antara satu kampung dengan kampung lainya. Tidak jarang permusuhan berakibat pembunuhan dan terjadi saling balas dendam turun-temurun. Jika di kampung terjadi wabah, seperti pes dan kolera, mereka akan meminta pertolongan Raja Si Singamangaraja yang berada di Bakkara. Raja Si Singamangaraja kemudian datang dan melakukan upacara untuk menolak "bala" dan kehancuran.

Hampir semua roda kehidupan orang Suku Batak dikuasai oleh aturan-aturan adat yang kuat. Sejak mulai lahirnya seorang anak, beranjak dewasa, menikah, memiliki anak hingga meninggal harus mengikuti ritual-ritual adat

Pada tahun 1820 tiga utusan Pekabaran Injil Baptis Inggris yaitu Nathan Ward, Evans dan Richard Burton dikirim ke Bengkulu untuk menemui Raffles. Kemudian Raffles menyarankan supaya mereka pergi ke Utara, ke daerah tempat tinggal suku Batak yang masih kafir. Burton dan Ward menuruti petunjuk Raffles. Mereka pergi ke Utara, awalnnya mereka bekerja di pesisir, kemudian tahun 1824 masuk ke daerah lebih dalam lagi, yakni Silindung-wilayah suku Batak Toba. Saat mereka tiba di Silindung, mereka diterima dengan baik oleh raja setempat, namun perjalanan penginjilan mereka terhenti ketika terjadi salah paham dengan penduduk. Penduduk salah menafsirkan khotbah penginjil tersebut yang mengatakan bahwa kerajaan mereka harus menjadi lebih kecil, seperti anak kecil. Penduduk tidak suka hal ini, karena itu para penginjil tersebut diusir pada tahun itu juga.

Pada tahun 1834 dua orang Amerika, yaitu Munson dan Lyman yang merupakan utusan gereja Kongregationalis Amerika yang diutus oleh The American Board of Commissioners for Foreign Mission (ABCFM) di Boston untuk masuk ke Sumatera. Pada 17 Juni 1834 mereka tiba di Sibolga dan menetap beberapa hari di sana. Pada 23 Juni 1834, mereka berangkat menuju pegunungan Silindung. Dalam perjalanan, ketika tiba di pinggir Lembah Silindung, pada malam hari 28 Juni 1834, mereka dihadang, ditangkap, dan dibunuh di dekat Lobu Pining. Pembunuhnya adalah Raja Panggalamei, yang merupakan Raja di Pintubosi yang tinggal di Singkak. Ia membunuh bersama dengan rakyatnya.

Pada tahun 1840, seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman, Franz Wilhelm Junghuhn melakukan perjalanan ke daerah Batak dan kemudian menerbitkan karangan tentang suku Batak. Dalam buku tersebut Junghuhn menasihatkan pemerintah kolonial untuk membuka zending Kristen guna membendung pengaruh Islam di bagian utara Pulau Sumatera. Karangan tersebut sampai ke tangan tokoh-tokoh Lembaga Alkitab Nederlandsche Bijbelgenootschap di Belanda, hingga mereka mengirim seorang ahli bahasa bernama H. Neubronner van der Tuuk untuk meneliti bahasa Batak dan untuk menerjemahkan Alkitab. Van der Tuuk adalah orang Barat pertama yang melakukan penelitian ilmiah tentang bahasa Batak, Lampung, Kawi, Bali. Ia juga orang Eropa pertama yang menatap Danau Toba dan bertemu dengan Si Singamangaraja. Ia merasa senang berkomunikasi dan menyambut orang Batak di rumahnya. Van der Tuuk memberi saran supaya lembaga zending mengutus para penginjil ke Tapanuli, langsung ke daerah pedalamannya. Tahun 1857, pekabar Injil G. Van Asselt, utusan dari jemaat kecil di Ermelo, Belanda, melakukan pelayanan di Tapanuli Selatan. Ia menembus beberapa pemuda dan memberi mereka pengajaran Kristiani. Pada 31 Maret 1861, dua orang Batak pertama dibaptis, yaitu: Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar. Pada tahun yang sama—tepatnya pada 7 Oktober 1861—diadakan rapat empat pendeta di Sipirok, yang diikuti oleh dua pendeta Jerman, yaitu: Pdt. Heine dan Pdt. Klemmer serta oleh dua pendeta Belanda, yaitu: Pdt. Betz dan Pdt. Asselt. Mereka melakukan rapat untuk menyerahkan misi penginjilan kepada Rheinische Missionsgesellschaft. Hari tersebut dianggap menjadi hari berdirinya Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Kemudian Ludwig Ingwer Nommensen (1834—1918) tiba di Padang pada tahun 1862. Ia menetap di Barus beberapa saat untuk mempelajari bahasa dan adat Batak dan Melayu. Ia tiba melalui badan Misi Rheinische Missionsgesellschaft. Kemudian, pada tahun 1864, ia masuk ke dearah Silindung, mula-mula di Huta Dame, kemudian di Pearaja (kini menjadi kantor pusat HKBP).

Dalam menyampaikan Injil, Nommensen dibantu oleh Raja Pontas Lumban Tobing (Raja Batak Pertama yang dibaptis) untuk mengantarnya dari Barus ke Silindung dengan catatan tertulis bahwa ia tidak bertanggung jawab atas keselamatannya. Pada awalnya Nommensen tidak diterima baik oleh penduduk, karena mereka takut kena bala karena menerima orang lain yang tidak memelihara adat. Pada satu saat, diadakan pesta nenek moyang Siatas Barita, biasanya disembelih korban. Saat itu, sesudah kerasukan roh, Sibaso (pengantara orang-orang halus) menyuruh orang banyak untuk membunuh Nommensen sebagai korban, yang pada saat itu hadir di situ. Dalam keadaan seperti ini, Nommensen hadir ke permukaan dan berkata kepada orang banyak:
“ Roh yang berbicara melalui orang itu sudah banyak memperdaya kalian. Itu bukan roh Siatas Barita, nenekmu, melainkan roh jahat. Masakan nenekmu menuntut darah salah satu dari keturunannya! Segera Sibaso jatuh ke tanah. ”

-Ludwig Ingwer Nommensen-

Menghadapi keadaan yang menekan, Nommensen tetap ramah dan lemah lembut, hingga lama-kelamaan membuat orang merasa enggan dan malu berbuat tidak baik padanya. Pada satu malam ketika para raja berada di rumahnya hingga larut malam dan tertidur lelap, Nommensen mengambil selimut dan menutupi badan mereka, hingga pagi hari mereka terbangun dan merasa malu, melihat perbuatan baik Nommensen. Sikap penolakan raja Batak ini disebabkan kekhwatiran bahwa Nommensen adalah perintisan dari pihak Belanda.


Suku Batak yang masuk Kristen mendapat tekanan dan diusir dari kampung halamanya karena tidak mau memberi sumbangan untuk upacara-upacara suku. Keadaan seperti ini mamaksa mereka berkumpul pada satu kampung tersendiri, yaitu Huta Dame (kampung damai). Setelah tujuh tahun Nommensen melakukan penginjilan, orang Batak yang masuk Kristen berjumlah 1.250 jiwa. Sepuluh tahun kemudian—pada tahun 1881—jumlahnya naik lima kali lipat, hingga jumlah orang Batak yang masuk Kristen adalah sekitar 6.250 orang. Pada tahun 1918, sudah tercatat 185.731 orang Kristen di wilayah RMG Sumatera Utara. Pada tahun 1881, Nommensen diangkat menjadi Ephorus oleh RMG. Jabatan tersebut dipegangnya hingga ia meninggal dunia pada 23 Mei 1918. Suku Batak memberi gelar kepada Nommensen dengan sebutan Ompunta (Nenek Kita). Gelar ini menyejajarkan Nommensen dengan Si Singamangaraja atau tokoh sakti lainya.




* Disaudr dari : http://id.wikipedia.org

Sabtu, 30 Juli 2011

Mengenal Aksara Batak



Oleh karena Banyak mempunya persamaan, sebagai contoh saya akan mengambil satu jenis Aksara Batak yaitu Aksara Batak Toba

Bentuk hurup serta pengetikan


Hurup untuk mengubah bunyi


contoh pemakaian

Saat ini akhir tahun 2009 di alam Kompasiana pernah berdiri kerajaan yang bernama negeri ngocoleria. Negeri ngocoleria ini dipimpin oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana bernama Baginda ANDY SYOEKRY AMAL dengan permaisuri yang bernama Nyi Mas Ratu Kencana Inge. Baginda Raja memiliki dua orang selir yaitu Nyi Mas Rina Sulistiyoningsih dan Nyi Mas Siska Nanda. Kedua selir ini diincar oleh Menteri pertahanan ngocol yang bernama Adipati Aria Ibeng Suribeng. Untuk menjaga stabilitas negara dan stabilitas rumah tangga, sengaja Baginda Raja menikahkan putri satu-satunya yang bernama Nyi Mas kencana Wulung Nopey kepada Menteri Pertahanan Ngocol Adipati Aria Ibeng Suribeng. Semoga prasasti ini menjadi bahan pelajaran pada anak cucu jangan terlalu percaya pada menterinya

Penulisan

Hasil



Aksara Batak terdiri dari beberapa macam yaitu Aksara Batak Pakpak, Aksara Batak Simalungun, Aksara Batak Karo, Aksara Batak Mandailing, dan Aksara Batak Toba. Semua Font Aksara Batak dapat di download DISINI. Aksara tersebut ada persamaan dan ada sedikit perbedaan, sebagai gambaran perhatikan tabel perbandingan Aksara-aksara Batak tersebut

Senin, 25 Juli 2011

RENOVASI STADION TELADAN

MEDAN- Berbagai pihak mendesak agar Pemko Medan melakukan renovasi Stadion Teladan agar layak menggelar pertandingan Liga Super Indonesia (LSI). Apalagi pengerjaan stadion masih punya banyak waktu karena PSMS itu belum mampu lolos ke LSI musim depan.

“Mungkin salah satu hikmah kita belum lolos ke super liga dikarenakan untuk membangun stadion terlebih dahulu. Kita tak mau mengulang sejarah kelam dengan bermain di kandang orang karena Teladan tidak lolos verifikasi PT Liga Indonesia untuk menggelar laga super liga,” beber Nata Simangunsong Ketua Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligan kemarin.

Tapi Nata menyayangkan karena hingga kini Stadion Teladan tidak disentuh perbaikan. Malah ada dua gedung baru di Teladan, yakni KONI Medan dan wadah atlet.

“Seharusnya Pemko Medan menganggarkan perbaikan Stadion Teladan. Saya kira DPRD Medan juga akan merestui, karena stadion merupakan wadah hiburan rakyat dengan menonton sepak bola,” sambung Nata.
Sebagai salah satu kota besar, bisa dibilang hanya Kota M


edan yang tak punya stadion standar. Padahal animo masyarakat akan kehadiran stadion ciamik sangat besar. Pun penggemar sepak bola di kota ini tidak bisa dibilang kecil.

Mantan penyerang PSMS di era keemasan 2007 silam ketika lolos ke final Divisi Utama, Saktiawan Sinaga pun menyarankan demikian. Pemain yang kini merumput di Semen Padang itu pada dasarnya ingin kembali ke PSMS. Namun dia ingin stadion direnovasi, pengurus juga direvolusi agar PSMS bisa berjalan di jalur semestinya. “Maunya bangun dulu stadion yang bagus. Nanti kalau suatu saat lolos ke super liga PSMS tidak terusir lagi seperti masa lalu,” bebernya.

Kondisi Stadion Teladan saat ini memang mengenaskan. Yang bisa diacungi jempol hanya lampu stadion. Itupun belum mencapai kecukupuan terang standar yang mencapai 1800 lux.

Kondisi lapangan sangat memprihatinkan. Selain bergelombang, di lapangan Teladan juga tumbuh tumbuhan duri putri malu yang bahaya bagi pemain. Saluran air tidak bekerja bagus lagi, sehingga jika turum hujan maka dipastikan lapangan Teladan akan kebanjiran.
Tribun penonton pun tak kalah mirisnya. Mulai dari bangku yang mulai ditumbuhi ilalang dan lumut, debu juga tak terelakkan berada di bangku tribun VIP.
Di ruang dalam yang agak lumayan hanyalah ruang ganti pemain. Di sana sudah ada pendingin udara dan ada loker. Namun kalau ingin buang air kecil, maka silahkan menutup hidung rapat-rapat, karena aroma busuk dan kotoran.




* Sumber : www.hariansumutpos.com *

Minggu, 26 Juni 2011

Kerugian Akibat Gempa Taput Rp. 7 Miliar

Tarutung, Sumut,

Kerugian akibat gempa berkekuatan 5,1 Skala Richter yang terjadi di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada pertengahan Juni lalu, diperkirakan mencapai Rp7 miliar.

“Angka pasti belum bisa dinyatakan. Sebab, kami sedang melakukan pendataan untuk menilai kerusakan akibat bencana tersebut,” ujar Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumut, Hidayat di Tarutung, Rabu.

Ia mengatakan, pihaknya sedang melakukan pendataan langsung di lokasi kejadian gempa, bekerjasama dengan Dinas PU serta tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dari Jakarta, guna mendapatkan angka kerugian yang pasti.

Menurutnya, perkirakan total kerugian berdasarkan data dari Dinas PU Cipta Karya harus divalidasi dulu, sebelum jumlahnya diumumkan.

Hidayat menyebutkan, asumsi kerugian seperti yang digambarkan Sekretaris Daerah Pemkab Tapanuli Utara, Sanggam Hutagalung dengan taksiran mencapai Rp7 miliar, kemungkinan jumlahnya bisa lebih besar, mengingat banyaknya gedung yang rusak parah..

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Taput, Tumbur Hutabarat menambahkan, kerugian terbesar juga akibat banyaknya rumah penduduk, tempat ibadah dan sekolah yang rusak serta beberapa titik jalan antar lintas Sumatera yang mengalami kerusakan.

“Dana untuk memperbaiki sarana infrastruktur maupun sekolah serta rumah ibadah termasuk membantu perbaikan rumah penduduk tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit jumlahnya,” katanya.

Data kerusakan sementara, menurutnya, yakni sebanyak 30 unit gedung sekolah yang rusak. Kerusakan berat terjadi pada 5 unit SD, 1 unit SMK HKI, 1 unit PAUD, TK serta gedung sekolah SMP Negeri 1, SMA Negeri 1 kecamatan Pahae Jae berikut bangunan laboratorium dan kantor guru.

Tumbur menyebutkan, 34 unit rumah ibadah mengalami rusak berat dan 2083 rumah penduduk yang mengalami rusak, dengan kerusakan berat sebanyak 225 unit, kerusakan sedang 75 unit serta kerusakan ringan 1783 unit.

Sarana perkantoran yang rusak, lanjutnya, Balai Benih Ikan, Kantor Camat, kantor Kepdes, Kantor Lurah, Kantor Polsek, masing-masing satu unit.

Kerusakan pada fasilitas umum, yakni 1 unit taman bacaan, kantor PLN, Balairung empat unit, MCK sepuluh unit, KCK Air Bersih (PNPM), kamar mandi umum masing-masing satu unit, dua unit jembatan, satu unit jembatan gantung dan titik ruas jalan.

“Sarana kesehatan yang rusak meliputi kerusakan berat yang dialami klinik Martondi dan Puskesmas serta rumah dinas Puskesma di kecamatan Pahae Jae,” kata Tumbur.




* Sumber : www.antarasumut.com *

Senin, 13 Juni 2011

Latar Belakang Pembentukan PROTAP ( PROPINSI TAPANULI )

Sesungguhnya, gagasan pemekaran Provinsi Sumut telah diajukan oleh anggota DPRD Sumut, ANP Situmorang, hampir 52 tahun lalu sekitar 1957. Ia mengusulkan Sumut dibagi tiga: satu provinsi untuk Tapanuli Selatan, Labuhan Batu, dan Asahan, dengan ibukota Labuhan Batu; satu provinsi untuk Nias, Tapanuli Utara, dan Simalungun, dengan ibukota Sibolga atau Pematang Siantar; dan satu provinsi untuk Deli Serdang, Karo, Langkat dan Medan, dengan ibu kota Medan.

Setelah sempat dihentikan semasa Gubernur Tengku Rizal Nurdin (2005), cita-cita pendirian Provinsi Tapanuli kembali dicetuskan oleh tokoh-tokoh dari sepuluh kabupaten di wilayah eks Karesidenan Tapanuli pada 2006, yang didukung sebagian tokoh nasional asal Tapanuli di Jakarta, baik tokoh politik maupun pengusaha. Sepuluh kabupaten/kota itu di antaranya Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Samosir, Nias, Nias Selatan, Dairi, Pakpak Barat dan Kota Sibolga.

Panitia Pembentukan Protap kemudian disetujui dalam Kongres Masyarakat Tapanuli, 6 April 2002 silam, di Kota Tarutung. Selain dukungan menguat, sambutannya pun amat meriah. Sedikitnya hadir 40 ribu masyarakat yang berduyun-duyun datang dari 10 daerah kabupaten/kota yang direncanakan bergabung.

Dalam Laporan Tugas Tim Peneliti Kelayakan Pembentukan Provinsi Tapanuli, Oktober 2005 menyebutkan, munculnya keinginan pembentukan Provinsi Tapanuli didasarkan oleh beberapa hal yakni latar belakang sejarah bahwa wilayah Tapanuli yang merupakan eks Keresidenan Tapanuli yang pernah dibentuk Belanda.

Adanya keinginan percepatan pembangunan di wilayah Tapanuli dan Pantai Barat Sumatera Utara. Keinginan untuk mengelola daerah sendiri agar pemerintahan provinsi dipimpin oleh putra Tapanuli sendiri. Serta kemudahan birokrasi pemerintahan di wilayah Tapanuli.

Pembentukan Protap ini juga bertujuan untuk mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat. Masyarakat di pantai barat Sumatera Utara sangat jauh dari pelayanan publik yang terpusat di Medan, ibu kota Sumut. Orang sakit yang ingin mendapatkan pelayanan yang lebih baik, harus naik kendaraan sekitar 10 jam perjalanan baru sampai ke Medan. Akibatnya nyawa tidak bisa tertolong sebelum tiba di rumah sakit kota. Di samping itu, Protap juga bertujuan untuk memeratakan hasil pembangunan, akibat masih banyaknya daerah terpencil di pantai barat, atau di perbatasan dengan Aceh yang jauh tertinggal pembangunannya dibanding dengan daerah yang dekat kota.

Dengan alasan-alasan inilah, ketika timbul gagasan untuk pembentukan Protap, hampir semua pihak mendukung. Bahkan Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin berani menandatangani persetujuan pemekaran Provinsi Tapanuli. “Dari 25 syarat yang diminta, sejumlah 23 syarat sudah dipenuhi. Jadi saya tandatangani,” kata Syamsul kepada wartawan seusai pertemuan tertutup dengan tim pencari fakta Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk kasus pemekaran Protap, (23/2) di Jakarta. Cuma tinggal satu yang mengganjal, tanda tangan dari Ketua DPRD Sumut Abdul Aziz Angkat yang tak kunjung keluar. Itulah sebabnya, ribuan massa pendukung pembentukan Protap mengamuk karena tidak sabar lagi nasibnya digantung-gantung terus.

KHAS: Rumah adat suku batak di provinsi Sumatra UtaraDi sisi lain, dalam perjalanannya, rencana pembentukan Protap ini menemui banyak kerikil besar. Pasalnya, warisan Belanda yang telah membuat wilayah Tapanuli dibagi dalam dua keresidenan yang dibentuk pada tahun 1915 tersebut, telah membuat karakter di dua wilayah keresidenan Tapanuli terpecah yaitu eks keresidenan Sumatra Timur dan Tapanuli.

Sehingga eks kedua keresidenan itu sulit untuk sepaham akan wacana pembentukan Protap. Kedua eks keresidenan Belanda tersebut lebih cenderung untuk memilih berdiri sendiri. Apalagi masyarakat Mandailing sudah mengusulkan pembentukan Provinsi Sumatera Tenggara yang mencakup wilayah dari pemekaran Tapanuli Selatan yakni Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Tapanuli Selatan (Tapsel), Padang Sidempuan, Padang Lawas Utara (Paluta), dan Padang Lawas (Palas), yang telah sampai ke meja DPRD Sumut pada tanggal 20 Januari 2009. Dan oleh DPRD setempat telah membentuk panitia khusus untuk menanggapi aspirasi masyarakat Tapsel untuk pembentukan Provinsi Sumatra Tenggara (Prosumteng).

Sementara Kota Sibolga sebelumnya sudah menarik dukungannya untuk Protap yaitu sesuai dengan Keputusan DPRD Sibolga No 15/2006 tentang pencabutan dukungan DPRD Kota Sibolga untuk bergabung dengan Provinsi Tapanuli. Dengan alasan, Tim Pemrakarsa Provinsi Tapanuli telah melecehkan pemerintah dan masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, dan Kota Padang Sidempuan. Sehingga masyarakat dan pemerintah, serta DPRD setempat menolak untuk bergabung.

Menurut Guru besar Antropologi Universitas Negeri Medan dan juga pengajar di Universitas Sumatera Utara (USU) Usman Pelly, pembentukan protap akan sulit dilakukan akibat dua kelompok besar masyarakat di daerah itu, telah berpisah budaya dan agama berabad-abad lalu sejak zaman kolonial Belanda. Pada awal abad 19, penjajah Belanda menjadikan wilayah Tapanuli sebagai benteng penolak pengaruh Islam di bumi Sumatera. Namun, upaya yang dilakukan Belanda itu tidak berhasil, karena upaya Islamisasi Pulau Sumatera juga gencar dilakukan masyarakat. Hal ini berujung pada terbelahnya struktur kependudukan masyarakat Tapanuli. Sebagian besar masyarakat di Tapanuli Utara memeluk agama Kristen. Sebaliknya, di Tapanuli Selatan sebagian besar penduduknya adalah Muslim.

Di antara mereka yang kontra terhadap Protap beranggapan, sebaiknya pemekaran tidak dilakukan. Mereka melihat pada daerah-daerah yang sudah dimekarkan tidak membawa perubahan yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan, namun malah timbul polemik lain yang dianggap menjadi beban masyarakat. Namun, di satu pihak lagi mengatakan pemekaran ini, hanya akan menimbulkan masalah baru. Yakni timbulnya persaingan antar suku. Dimana dalam perkembangannya, wilayah kabupaten/kota yang telah dimekarkan cenderung bernunsa kesukuan.

Rizal Nurdin (alm) semasa menjabat sebagai gubernur Sumut memandang wacana yang dikembangkan dalam ide pemekaran itu sangat identik dengan nama etnik di Sumut. Keadaan ini secara psikokultural bisa menjadikan wilayah tertutup bagi etnik lain di wilayah Tapanuli. Apalagi dari sisi agama, wilayah kabupaten dan kota dalam rencana Provinsi Tapanuli didominasi agama tertentu. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan resiprokal, saling membalas, kepada daerah-daerah lain di luar wilayah rencana Provinsi Tapanuli. Makanya ada penolakan bergabung dari Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal dan Kota Padang Sidempuan.

Dalam pandangan Rizal, pembagian wilayah seperti itu akan berimplikasi pada tiga hal, yakni kecenderungan menguatnya aspirasi politik untuk membentuk kabupaten baru berdasarkan sentimen kesukubangsaan. Hal mana misalnya terjadi pada pembentukan Kabupaten Toba (sub-etnis Toba), Kabupaten Humbang-Hasundutan (sub-etnis Humbang), dan Kabupaten Samosir (sub-etnis Samosir) yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara (sub-etnis Silindung), Kabupaten Pakpak Bharat (sub-etnis Pakpak), pemekaran dari Kabupaten Dairi (didominasi Toba dan Karo), Kab. Mandailing-Natal (sub-etnis Mandailing), pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan (sub-etnis Sipirok-Angkola), dan seterusnya. Dengan anggapan ini, ada upaya untuk mengerdilkan atau dikerdilkannya kelompok tertentu.

Pendapat dari kalangan yang kontra terhadap pembentukan Protap ini tidak bisa sepenuhnya diterima kalau melihat dalam kenyataannya, suku-suku Batak yang ada di Sumatra Utara termasuk suku yang paling terbuka akan masuknya suku-suku lain. Dimana tidak pernah timbul kericuhan yang mengarah pada konflik SARA. Provinsi yang terdiri dari berbagai etnis di luar etnis batak seperti Melayu, Jawa, Tionghoa, India dapat hidup berdampingan dengan rukun dan damai.

Etnis Tionghoa yang pada jaman Orde Baru mendapat pengawasan dari pemerintah, terutama dalam berbahasa China, di Sumut mereka tetap bebas melakukannya. Dari segi budaya batak, isu SARA itu bisa ditangkal dengan adat yang masih kental di daerah ini. Budaya Batak yang kuat dengan falsafah hidup “Dalihan Natolu” yang pada hakekatnya inti dari falsafah ini adalah saling menghormati satu sama lain. Tidak melekatnya sistem kemasyarakatan, seperti adanya golongan ataupun tingkatan-tingkatan seperti di India dengan kasta, atau seperti pada masa-masa kerajaan Jawa dengan golongan darah biru dan sebagainya. Falsafah hidup orang batak, meletakkan suatu dasar yang kuat bagi semua pihak, bahwa semua sama dengan tetap berpegang sesuai dengan fungsinya dalam falsafah yang dianut tersebut.

Dua tokoh asal Sumatera Utara (Sumut), TB Silalahi, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) dan Letjen (Pur) Luhut Panjaitan, mantan Menperindag menolak adanya isu SARA di balik pembentukan Protap. TB Silalahi sangat menyesalkan munculnya isu-isu yang tidak proporsional, yang mengatakan seolah-olah pembentukan Propinsi Tapanuli diisukan sebagai Provinsi Kristen. Karena sejak bertahun-bertahun di kawasan Tapanuli itu hubungan antara umat beragama pun berlangsung dengan sangat baik dan sangat kondusif, tegasnya.

Sedangkan Luhut Panjaitan mengaku mendapat informasi bahwa penolakan Protap dikaitkan dengan isu SARA. Alasan itu dia nilai mengada-ngada karena orang Batak merupakan etnis yang paling demokratis. Dia mencontohkan dengan tidak pernah adanya dalam sejarah, masjid dibakar di Tapanuli.

Hal senada juga diungkapkan anggota DPR Panda Nababan yang membantah, pembentukan Protap ini karena ada sentimen etnis atau agama. Dia juga menolak anggapan karena selama ini kurang diberi peran di Sumut. “ Buktinya, selama ini kan banyak dari Batak Toba. Ada Gubernur yang Kristen juga seperti Tambunan. Ini adalah masalah kesejahteraan. Tapanuli adalah satu-satunya keresidenan di Sumatera yang belum menjadi provinsi,” kata Panda. BS (Berita Indonesia 65)

Kamis, 09 Juni 2011

SEKILAS MENGENAI TARUTUNG ATAU RURA SILINDUNG

TARUTUNG

TARUTUNG Merupakan pusat pemerintahan di Kabupaten Tapanuli Utara,dimana Tarutung disamping menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara tetapi juga sebagai ibukota dari Kabupaten Tapanuli Utara. Sungai Sigeaon membelah tarutung. Di tengah-tengah Kota Tarutung terdapat sebuah Sungai Sigeaon (Aek Sigeaon) yang membelah 2 kota Tarutung, di tanggul (Bronjong) sungai ini kita dapat menemukan kedai-kedai kecil yang menjajakan makanan yang beraneka ragam. Tempat ini juga sering dijadikan menjadi tempat nongkrong/berkumpul anak-anak muda tarutung.
Dari bronjong ini juga kita dapat menikmati pemandangan alam ke Dolok Siatas Barita dan Dolok Martimbang, jika di Dolok Siatas Barita kita akan melihat Salib Kasih maka di Dolok Martimbang kita akan melihat sebuah pemancar televisi yaitu pemancar TVRI.




SOPO PARTUNGKOAN
Di Tarutung kita juga dapat menemui sebuah gedung kesenian (Sopo Partungkoan) bentuknya seperti rumah adat batak. Sopo Partungkoan pernah mengalami pemugaran secara total akibat dari kebakaran yang sangat mengejutkan masyarakat Tarutung.
Sopo Partungkoan ini diapit 2 gedung pemerintahaan, di kanan Sopo Partungkoan ini terdapat Gedung DPRD Taput dan di kiri Gedung Badan Kepegawaian.
Di depan Sopo Partungkoan kita dapat menemukan sebuah sumur yang konon ceritanya di sumur inilah tempat pemandian Raja Sisingamangaraja XII.
Dan tidak jauh dari Sopo Partungkoan ini terdapat sebuah Pohon Durian (Tarutung) yang diyakini sebagai asal mula Rura Silindung berubah nama menjadi Tarutung. Tapi sangat disayangkan sekali, pohon durian yang sudah ratusan tahun ini tidak pernah mengalami perawatan dari pemerintah, pohon ini hanya dijadikan tempat orang-orang yang sedang kebelet saja, sampai-sampai baunya sangat menyengat sekali. Padahal tidak jauh dari Pohon durian ini, kediaman Bupati Tapanuli Utara sudah dapat kita temukan.
Disaat memasuki area dari kota Tarutung, kita akan menjumpai sebuah Tugu Perjuangan 1945. Tugu ini menampilkan patung seorang ibu-ibu yang sedang membawa bakul dan membawa putranya serta seorang pejuang yang memegang bambu runcing dan ikat kepala merah putih. Di tugu ini juga terdapat beberapa ukir-ukiran yang menceritakan perjuangan masyarakat dalam memerangi penjajahan Belanda.


RSU SWADANA

Daerah yang pertama sekali kita dapatin adalah Naheong, di daerah ini juga kita dapat menemukan RSU Swadana Tarutung, satu-satunya Rumah Sakit yang ada di kota ini.
Naheong merupakan jalan masuk ke Desa Siualuompu, suatu desa yang lumayan banyak menghasilkan bibit-bibit pemain bola muda di kota Tarutung. Di desa ini juga kita dapat menemukan salah satu pengrajin kacang Sihobuk bermarga Manalu.
Menyusuri kota Tarutung tidaklah ruwet dan capek, karena kita langsung berada di Jl.Sisingamangaraja yang merupakan salah satu jalan besar yang ada di Tarutung. Di Jl.Sisingamangaraja ini kita dapat menemukan toko-toko buka, Kantor Pos Tapanuli Utara, studio-studio photo, dan tentunya gedung DPRD dan Gedung Kesenian (Sopo Partungkoan), sampai kita tiba di persimpangan 4 ditandai dengan Tugu Jam yang bermotif dengan rumah batak.


SIMPANG EMPAT TARUTUNG

Di persimpangan ini juga sangat banyak anak-anak sekolah nongkrong sepulang sekolah sekalian untuk menunggu angkot Aek Mual dan Silindung baik mereka yang mau pulang ke Sipoholon, Parbubu, Hutabarat, dll.




AIR SODA (AEK RARA)

Selain mempunyai Salib Kasih sebagai objek wisata, tarutung juga memiliki sebuah lokasi pemandian yang tiada duanya yaitu Air Soda atau lebih dikenal dengan Aek Rara yang terletak di Desa Parbubu.
Pemandian ini memang sangat asing, rasa airnya memang soda pekat yang bila kita menelan airnya akan terasa sakit di hidung dan pedih di mata. Di dalam kolam pemandian ini apabila sedang mandi orang-orang tidak boleh mengucapkan kata-kata kotor karena itu merupakan hal yang sangat tabu.
Dengan hamparan sawah, alam yang sejuk, udara yang segar dan pemandangan yang sangat indah ke Dolok Siatas Barita, kita juga dapat melihat Salib Kasih dari lokasi pemandian ini.
Lokasi pemandian ini sangat banyak dikunjungi terutama di hari libur, baik itu masyarakat yang tinggal di daerah itu sendiri dan juga orang-orang yang sengaja datang untuk menikmati pemandian air soda dari daerah-daerah lain. Rasanya tidak akan klop datang ke tarutung kalau tidak mandi di Aek Rara maupun Air Soda ini.


ULOS BATAK

Kain khas yang dapat kita temukan di tarutung adalah Ulos Batak. Ulos batak di kota tarutung masih dikerjakan dengan tenun tangan. Masyarakat Tarutung masih lebih memilih menggunakan alat tradisional dalam melakukan pekerjaannya. Namun sangat disayangkan karena beberapa jenis dari ulos batak sudah mulai punah atau tidak di tenun lagi karena ulos tersebut tidak lagi laku jika dijual.


KACANG SIHOBUK

Kacang garing Sihobuk merupakan salah satu ciri khas dari kota Tarutung yang dapat kita jadikan sebagai oleh-oleh. Jangan pernah katakan kepada orang-orang kalau anda baru tiba atau baru melakukan perjalan dari kota Tarutung jika anda tidak membawa kacang sihobuk, karena teman anda kurang mempercayai cerita itu. Para perantau dari kota Tarutung juga akan sangat malu jika pulang ke perantauannya tanpa membawa kacang Sihobuk.
Kita tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak untuk membeli kacang Sihobuk, kacang ini tersedia dengan berbagai ukuran yang harganya masih dapat dijangkau masyarakat ekonomi menengah kebawah.

Jangan pula lupa untuk menyisakan waktu, untuk menikmati pemandian air panas (Aek Rangat) di Sipoholon maupun di Hutabarat. Seperti pemandian air soda, pemandian air panas Sipoholon dan Hutabarat juga mempunyai daya tarik yang istimewa.
Tapi sangat disayangkan sekali, Pemkab Taput tidak memberdayakannya semaksimal mungkin. Kalau menurut saya pemandian ini dapat terkenal bukan karena promosi dari Pemkab Taput tetapi karena lokasi pemandian air panas ini, terutama pemandian air panas Sipoholon memiliki lokasi yang sangat startegis yaitu berada di jalur lintas sumatera.

HORAAASSSSSSSSSSSSS....

Sabtu, 04 Juni 2011

Samosir, Kabupaten Bervisi Pariwisata

JAKARTA, KOMPAS.com — Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, bisa dibilang satu dari sedikit kabupaten di Indonesia yang bervisi pariwisata sebagai sektor ekonomi. Kabupaten Samosir merupakan kabupaten berusia muda, baru ada sejak 2004, hasil pemekaran Toba Samosir.

"Kami menganalisa potensi dan kondisi kami. Hasilnya, untuk mengembangkan ekonomi, satu-satunya lewat sektor pariwisata karena modalnya ada," ungkap Bupati Samosir Mangindar Simbolon kepada Kompas.com di sela-sela acara Gebyar Wisata & Budaya Nusantara di JCC Jakarta, Kamis (26/5/2011).

Modal tersebut adalah alam, budaya, dan lingkungan. Menurut Mangindar, alam Samosir sangat indah. Dari sisi budaya, lanjutnya, Samosir penuh peninggalan suku Batak karena Samosir adalah asal muasal suku Batak.

Dari faktor lingkungan, Samosir cocok untuk olahraga paralayang dan olahraga air. Apalagi Pulau Samosir terletak di tengah Danau Toba. Danau Toba adalah air tawar terluas di Asia Tenggara.

"Kedalaman rata-rata 500 meter. Paling dalam bisa 900 meter. Jadi, banyak olahraga air bisa dikembangkan di sana. Berenang sampai menyelam," ungkap Mangindar. Menurut dia, untuk wisata petualangan seperti cross country dan extreme trail-mania juga cocok serta berskala internasional.

Ia menuturkan, masyarakat Kabupaten Samosir sebenarnya memiliki semangat dan siap menjadi kabupaten bervisi pariwisata.

"Pariwisata di Danau Toba sudah mulai sejak 1970-an. Ini industri pariwisata yang terjadi secara alamiah. Harus kami akui memang masih sebatas semangat," ungkap Mangindar. Ia menambahkan, masyarakat masih perlu ditingkatkan kesadarannya walaupun mereka sudah setuju untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya.

"Misalnya salah satunya keramahan itu saya akui harus dibenahi. Mereka keras karakternya walaupun secara pribadi baik. Tetapi kesan pertama itu penting. Casing perlu disesuaikan," jelasnya.

Karena mayoritas masyarakat beragama Kristen, pendekatan lainnya adalah melalui para tokoh agama. "Mengaitkan sadar wisata, yaitu seperti kebersihan dan keramahan, itu juga sebenarnya bagian dari iman," katanya.

Selain itu, kata Mangindar, secara jangka panjang pihaknya memasukkan pariwisata dalam muatan lokal sekolah. "Kita ubah sedikit kebiasaan itu agak susah. Karena itu, sejak kecil dimasukkan nilai-nilai itu. Kami juga mendirikan SMK di bidang pariwisata. Sekolah ini baru tiga tahun. Tahun ini tahun pertama lulusannya," katanya.

Kabupaten Samosir akan mengandalkan pariwisata dan agrobisnis. Mangindar menuturkan, pariwisata memang baru berdampak jangka panjang.

"Jangka pendeknya pertanian. Pertanian juga bisa jadi ikon pariwisata, tetapi harus dibuat lebih ramah lingkungan. Kami dorong mereka dengan memberikan bantuan pupuk organik," katanya.

Pengembangan wisata lainnya adalah dengan dibentuknya desa wisata. Namun Mangindar mengakui saat ini desa wisata masih dalam tahap percontohan.




- Disadur dari Kompas.com -

Senin, 23 Mei 2011

RESEP PEMBUATAN ITAK GURGUR

Bahan:

1. 2 gelas Beras putih
2. ¼ butir Kelapa yang agak muda, diparut
3. 100 gram Gula pasir (bisa disesuaikan dgn selera)


Cara membuat:

1) Rendam beras dengan air selama 1-2 jam, tiriskan & keringkan, lalu tumbuk dengan lesung & alu, ayak.
2) Campur tepung beras dengan kelapa parut dan gula.
3) Kepal-kepal membentuk cap tangan. Hasil jadi: 12-14 potong.
4) Jika tidak habis, kukus sisa itak di dandang lalu makan apa adanya atau dengan parutan kelapa.


Rasanya biasa saja. Bahannya pun super sederhana. Namun cara membuat dan bentuk akhirnya yang istimewa. Nggak perlu bertanya-tanya bentuk cetakannya karena kita cukup menggunakan cetakan alami: tangan... Hehehe...
Nah..Kalo gitu ga ada salahnya untuk dicoba ya...




Selasa, 17 Mei 2011

Merasa Dicurangi, PSMS Laporkan Wasit ke PT Liga Indonesia

MEDAN- Kekalahan 3-1 atas Mitra Kukar pada laga kedua penyisihan Grup B Babak Delapan Besar Divisi Utama, kemarin (15/5) sore berbuntut panjang. Manajemen PSMS tak terima hasil itu karena merasa dizolimi wasit Prasetya Hadi asal Surabaya yang memimpin laga itu.

Menurut kubu Ayam Kinantan seharusnya bisa memenangkan laga tersebut lantaran punya sejumlah peluang. Hanya saja kepemimpinan wasit memang sedikit diragukan kejujurannya. Atas dasar itulah manajemen PSMS sudah membuat laporan resmi ke PT Liga Indonesia (LI) untuk menyoroti kepemimpinan wasit dan hakim garis.
Lihat saja bagaimana wasit memimpin. Saya punya bukti rekaman pertandingan yang mungkin bisa jadi pertimbangan PT LI menghukum wasit. Selain menduga ada apa-apanya, kami nilai wasit memang tak punya kemampuan yang bagus dalam peraturan memimpin pertandingan,”koar Asisten Manajer PSMS, Benny Tomasoa, saat dihubungi wartawan koran ini, kemarin malam.

Memang di babak pertama ada indikasi wasit tak cermat melihat posisi offside terhadap tiga peluang emas PSMS. Pertama jebakan offside yang tak sempurna oleh bek Mitra Kukar berhasil dimanfaatkan Nopianto lolos ke kotak penalti, namun asisten wasit langsung angkat bendera. Padahal, dari tayang ulang di layar kaca terlihat Nopianto masih dalam posisi onside. Bahkan komentator pertandingan juga menilai Nopianto masih dalam posisi onside. Namun keputusan wasit tak bisa diganggu gugat.

Tak lama kemudian, PSMS kembali memainkan serangan sporadis dengan strategi umpan-umpan terobosan. Kalau wasit memimpin dengan baik maka seharusnya satu lagi peluang dari proses umpan terobos itu berhasil dimanfaatkan oleh Rinaldo, yang berhasil lepas dari kawalan bek Mitra Kukar. Namun lagi-lagi wasit angkat bendera tanda offside. Padahal dari reply layar kaca ANTV yang menyiarkan laga itu secara langsung, terlihat Rinaldo dalam posisi onside. Karena mendapati hal itu, komentator bahkan sampai mempertanyakan keputusan wasit.

Bahkan bukan hanya kami yang menilai PSMS dicurangi. Semua melihat di layar kaca. Bahkan publik tuan rumah juga mendukung bahwa wasit memang kerap keliru,” tambah Benny.

Dan apa yang diutarakan Benny tampaknya ada benarnya. Seusai laga, kecaman terhadap wasit digaungkan di dunia maya. Terutama situs jejaring sosial, Facebook. Sejumlah fans fanatik PSMS ramai-ramai membuat status tentang buruknya kinerja wasit. Termasuk oleh salah satu punggawa PSMS, Donny Fernando Siregar. Donny bahkan sangat-sangat kecewa hingga memutuskan ingin segera gantung sepatu alias mundur dari sepak bola.

Sepak bola kita hancur karena kecurangan wasit. Kenapa wasit curang pasti ada penyebabnya. Jujur saya ingin segera gantung sepatu. Sudah jenuh dengan kondisi ini,”beber Donny.

Di statusnya Donny menulis tabungan udah cukup, mulai berpikir untuk gantung sepatu, biarpun belum tua tapi rasanya bermain sepak bola di Indonesia sangat-sangat memuakkan, aktor utamanya adalah wasit, merekalah yang merusak sepak bola Indonesia.



- Sumber : Harian SUMUT POS -

Minggu, 08 Mei 2011

RESEP GULAI TAUCO MEDAN

Bahan:

1. 2500 ml santan dari 1 1/2 butir kelapa

2. 250 gr labu siam, dipotong korek api

3. 15 lonjor kacang panjang, dipotong 3 cm

4. 1/4 kg udang

5. 100 gr daun pakis (tergantung selera)

6. 100 gr tekokak (boleh juga pakai frozen peas)

7. 2 buang honje, diiris 1 cm (tergantung selera)

8. 4 buah asam kandis


Bumbu halus:

1. 15 buah cabai merah

2. 8 butir bawang

3. 4 siung bawang putih

4. 10 sendok makan tauco

5. 1 sendok makan + 1 sendok teh garam (disesuaikan dgn selera)

6. 1 1/2 sendok teh gula merah


Cara membuat:

1. Rebus santan bersama bumbu halus sambil diaduk hingga mendidih. Masukkan labu siam dan kacang panjang. Masak sampai setengah matang.

2. Masukkan labu siam dan kacang panjang. Masak sampai setengah matang.

3. Tambahkan daun pakis, tekokak dan honje.

4. Masak hingga semua bahan matang.

Catatan: dimakan bersama udang masak petai, sambal badar dan lontong akan lebih enak.



---- SELAMAT MENCOBA & MENIKMATI ----

Jumat, 29 April 2011

RESEP PEMBUATAN BIKA AMBON

Bahan:

1. 12 butir telur

2. 300gr gula pasir

3. 350gr tepung kanji

4. 350ml santan

5. Vanili,esens pandan,pewarna hijau


Biang:

1. 100gr terigu

2. 1sdm ragi instant

3. 100ml air


Cara membuat :

Biang:aduk jadi satu terigu,ragi dan air,lalu biarkan selama tiga jam hingga mengembang.

Campur adonan biang dengan gula, kanji,dan santan,lalu aduk rata.Masukan telur satu persatu,lalu adauk kembali hingga semua bahan tercampur rata.Diamkan adonan selama satu jam hingga mengembang.Tuang adoanan kecetakan bentuk oval yang telah diolesi margarine,lalu panggang dalam oven hingga matang.

-- SELAMAT MENCOBA & MENIKMATI --

Jumat, 22 April 2011

RESEP MASAKAN SOTO MEDAN

Bahan:

1. 1 ekor ayam, belah 4
2. 250 ml santan kental
3. 1 cm lengkuas, memarkan
4. 1 lembar daun salam
5. 5 lembar daun jeruk


Bumbu yang dihaluskan:

1. 8 siung bawang merah
2. 3 siung bawang putih
3. ½ sendok teh lada bubuk
4. ½ sendok makan ketumbar bubuk
5. ½ sendok teh kunyit bubuk
6. 1 cm jahe
7. 3 butir kemiri, sangrai
8. Garam dan gula pasir secukupnya


Pelengkap / Tambahan :

1. Nasi hangat
2. Perkedel kentang
3. Irisan daun bawang
4. Bawang goreng
5. Sambel cabe rawit
6. Telor rebus



Cara membuat :

1. Lumuri ayam dengan air jeruk, diamkan beberapa saat, cuci bersih, tiriskan.
2. Didihkan 1 liter air, masukkan ayam, garam, daun salam, daun jeruk, lengkuas dan sereh. Masak ayam sampai cukup empuk.
3. Tumis bumbu halus hingga harum. Masukkan ke dalam kuah


4. Keluarkan ayam dari kaldu, goreng dan suwir-suwir.
5. Masukkan kembali tulang ayam kedalam kaldu, masak dengan api kecil sampai sampai bumbu meresap.
6. Tuangkan santan kental, masak kembali sampai mendidih
7. Sajikan hangat bersama pelengkap.


- SELAMAT MENCOBA & MENIKMATI -

Selasa, 12 April 2011

RESEP MASAKAN BALADO KENTANG TERI MEDAN

Bahan :
a. 2 sendok makan minyak goreng
b. 250 gram kentang
c. ½ sendok teh kapur sirih, larutkan dengan 1 liter air
d. 50 gram teri medan, goreng
e. Minyak goreng secukupnya


Bumbu Halus:
a. 10 buah cabai merah
b. 5 siung bawang putih
c. Garam dan gula pasir secukupnya


Cara Membuat Resep Masakan Balado Kentang Teri Medan:
1. Kupas kentang, potong korek api, rendam dengan air kapur sirih, tiriskan.
2. Goreng kentang hingga matang dan kering. Angkat, tiriskan.
3. Panaskan 2 sendok makan minyak goreng, tumis bumbu halus hingga harum.
4. Masukkan kentang, teri medan. Aduk rata, masak hingga matang.
5. Angkat dan sajikan dimeja


SELAMAT MENCOBA & MENIKMATI

Selasa, 05 April 2011

Arti kata HORAS...!!!

Horas adalah salam khas Batak. Kata "horas" adalah ungkapan rasa gembira dan syukur dan juga pengharapan atas keselamatan dan berkat dari Tuhan Yang Maha Esa.

Horas diucapkan pada saat berjumpa maupun saat akan berpisah. Horas juga digunakan sebagai salam pembuka dan penutup dalam setiap acara Batak.

Jika seseorang mengucapkan salam "horas" kepada anda sahutlah dengan mengucapkan "horas" juga. Ini akan membantu menciptakan suasana yang bersahabat dan bersemangat.

Karena artinya yang sangat indah dan penuh makna itulah maka banyak orang Batak menamai anaknya dengan nama "Horas".

Minggu, 20 Maret 2011

Medan Diteror, ‘Paket Bom’ di Gereja Diledakkan


MUI: Ini Teroris Kelas Kecil

MEDAN BARU- Sebuah bungkusan plastik yang dicurigai bom di gerbang halaman Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Titipapan Gang Gereja Persatuan, Sei Sekambing B, Medan Petisah, membuat geger warga sekitar, Sabtu (19/3). Bungkusan diduga bom itu sontak mengingatkan warga atas penemuan bom buku di sejumlah lokasi di Jakarta dan sekitarnya.

Bungkusan mencurigakan itu pertama kali ditemukan warga bernama Immah (28) saat melintas di depan Jalan Titipapan Gang Persatuan sekitar pukul 10.30 WIB. Saat melewati gereja tersebut, Immah melihat sebuah bungkusan plastik merah terletak persis di pintu gerbang.

”Perasaan saya gak enak melihat bungkusan itu. Agak aneh aja saat melihatnya,” ujar Imma saat ditemui Sumut Pos di lokasi kejadian, kemarin.

Sepuluh menit kemudian, Imma memberitahukan temuanya kepada David Silalahi (53), gembala pimpinan gereja yang saat itu berada di rumah bersama jemaat gereja lainnya.

Secara bersama-sama, David, Imma dan beberapa warga lain melakukan pengecekan terhadap benda tersebut. Tidak satupun di antara mereka yang berani membuka plastik tersebut. Sementara itu, dalam setengah jam, lokasi sudah ramai dikerumuni masyarakat. Masyarakat tidak berani mendekati bungkusan tersebut. Mereka memasang jarak pandang lebih kurang 20 meter.

Diakui David, bungkusan itu mengingatkan mereka kepada teror bom buku yang terjadi di Jakarta, seperti yang diberitakan sejumlah media cetak maupun media elektronik. ”Aksi teror yang terjadi di Jakarta itu menjadi bahan pelajaran bagi kami untuk lebih waspada makanya kami tidak bertindak sembarangan, lihat saja di teve-teve dan koran-koran semua ada berita itu,” katanya.

Kondisi ini membuat panik para jemaat dan warga di sana. ”Setelah kami lihat bersama, kami langsung kasih tahu sama polisi. Tidak berselang lama, tim Jihandak datang ke sini,” kata David.

Tim Gegana Penjinak Bom datang membawa peralatan lengkap dari Sat Brimobda Sumut, sekitar pukul 13.15 WIB. Setelah mengamankan situasi, petugas meledakkan bungkusan di halaman gereja itu. Suara dentuman terdengar menggelegar, sementara getarannya terasa hingga radius 20 meter. Sejumlah serpihan juga berterbangan. Ledakan itu sontak membuat masyarakat di sekitar terkejut dan memancing kehadiran massa dalam jumlah lebih banyak.

Kapolsekta Medan Baru Kompol Saptono saat dikonfirmasi di lokasi kejadian mengatakan, benda mencurigakan yang ditemukan tersebut bukan bom melainkan sebuah plastik berisi kabel dan lampu natal. ”Itu bukan bom Mas…tetapi hanya plastik berisi kabel dan lampu natal,” ujar Saptono.

Meski demikian, Kapolsekta tidak membantah adanya bahan Kimia yang dapat meledak di dalam tas plastik tersebut. ”Memang ada mas, bahan kimia yang bisa meledak di dalam plastik itu, cuma itu bukan bom,” elaknya.
Hingga kini pihaknya belum meyakini aksi tersebut berkaitan dengan beberapa kejadian di Jakarta beberapa waktu lalu. ”Tidak.… tidak ada Mas.… Tidak ada kaitannya kok. Toh hanya kabel dan bola lampu saja yang ditemukan,” lanjutnya.

Sedangkan Lurah Sei Sekambing B Kecamatan Medan Petisah, Ali Sitepu (52), sangat yakin benda yang ditemukan itu adalah bom. ”Sangat berbahayalah bom itu. Coba kalau tadi itu langsung dibuka oleh Pak David, apa yang akan terjadi,” ujarnya.

Dia mengakui, penemuan bom di gerbang Gereja tersebut merupakan penemuan benda aneh yang pertama kalinya terjadi di wilayahnya. “Ya ini yang pertama. Sebelumnya aman-aman saja, tidak ada yang aneh-aneh dan bom seperti sekarang ini,” akunya.

Ferdinan Tobing, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan yang tinggal tak jauh dari lokasi menduga, ada pihak tidak bertanggung jawab yang sengaja menebar teror. ”Itu ulah sekelompok orang yang ingin mengacaukan Medan ini, seperti yang terjadi di beberapa tempat lain, namun ini tidak ada hubunganya dengan SARA,” ujar Ferdinan.

Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Medan ini meminta pihak kepolisian lebih proaktif menangani aksi teror yang menimbulkan keresahan di masyarakat.

MUI: Ini Menakut-nakuti Saja

Kepanikan warga Medan setelah penemuan bungkusan diduga bom di depan Gereja Pantekosta Jalan Titi Papan, diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan. “Jika warga menemukan hal-hal yang dianggap membahayakan, diharapkan bisa segera melaporkan ke pihak keamanan,” ungkap Wali Kota Medan Rahudman Harahap, kemarin (19/3).

Saat ditanya apakah bom tersebut merupakan aksi teroris, Rahudman belum berani memastikan. Rahudman menyatakan, masih akan melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian. ”Kita tidak bisa memastikannya, kita akan koordinasi dulu dengan pihak kepolisian,” katanya lagi.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan Muhammad Hatta berharap masyarakat tidak panik. “Saya melihat ini ada upaya orang untuk membuat resah. Dari berbagi sisi, mereka mudah memasukkan gagasan-gagasannya untuk tujuan tertentu. Namun, sebaiknya masyarakat jangan mudah terpancing. Kalau kita terpancing, maka akan tertawa orang-orang yang tidak bertanggungjawab itu,” kata M Hatta.

Meski masyarakat diminta tidak terlalu merisaukan kejadian itu, tapi masyarakat tetap harus waspada. ”Jangan terlampau serius melihat itu. Karena, kalau kita terus ketakutan, kita akan dihantui bayangan sendiri. Meskipun seperti itu, kita harus tetap waspada,” tuturnya.

Lebih lanjut Hatta menyatakan, orang-orang yang membuat kacau ini adalah teroris. Karena sejatinya, teroris itu adalah orang yang selalu menimbulkan keresahan. Namun, kejadian ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan persoalan Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA).

”Orang yag membuat kekacauan atau menakut-menakuti orang adalah teroris. Tapi ini teroris kelas kecil, bukan teroris kelas besar. Hanya menakut-nakuti saja. Dan itu membuat polisi jadi bulan-bulanan. Dan ini sedikit pun tidak ada hubungannya dengan persoalan SARA,” tegasnya.

Sabtu, 19 Maret 2011

Pengacara Anggodo Jadi BUPATI TAPTENG

TAPTENG-Pengacara Anggodo, Raja Bonaran Situmeang SH MHum, memiliki kan paling besar menjadi bupati Tapanuli Tengah. Kepastian itu diperoleh setelah rapat pleno penghitungan suara Pemilukada Tapteng di tingkat KPUD Kamis (17/3) memutuskan Bonaran dan pasangannya H Syukran Jamilan Tanjung SE (BOSUR) unggul 62,104 persen suara atau sekitar 83.313 pemilih.

Perolehan ini diikuti pasangan nomor urut 2, Tasrif Tarihoran SP-Raja Asih Purba SE memeroleh 1.458 suara (1,086 persen). Dan pasangan nomor urut 3, Dina Riana Samosir-Drs Hikmal Batubara memeroleh 49.379 suara (36,808 persen). Sedangkan jumlah seluruh surat suara yang sah 134.150 dan yang tidak sah sebanyak 5.275 suara. Sehingga jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 139.425 suara dari DPT 208.899 pemilih.

Proses rapat pleno penghitungan suara oleh KPU Tapteng ini dibawa pengawalan super ketat aparat kepolisian dan Brimob serta TNI AU. Jalan masuk menuju kantor KPU Kabupaten Tapteng, dipasang kawat duri dan dijaga ketap polisi.

Jadi siapa saja yang mau masuk ke kantor KPU harus melalui pemeriksaan oleh aparat kepolisian.
Menurut anggota KPU Tapteng Divisi Hukum dan Humas Maruli Firman Lubis SH didampingi anggota KPU Tapteng Syahrial Sinaga, bahwa tingkat kehadiran masyarakat dalam Pemilukada kali ini sekitar 66,74 persen dari DPT Pemilukada Tapteng. Mengalami peningkatan dibandingkan jumlah peserta pada Pemilihan Umum Gubernur Sumut, sekitar 56 persen.

Hasil pantauan, proses penghitungan rekapitulasi perolehan suara oleh KPU Tapteng, massa pendukung dari balon bupati Tapteng, Albiner Sitompul-dr Stevent Simanungkalit, mendatangi kantor KPU Tapteng. Tujuan dari massa itu adalah, untuk menyerahkan putusan PTUN Medan, yang menyatakan, bahwa pasangan Albiner-Stevent dinyatakan berhak masuk sebagai calon bupati Tapteng.

Atas keputusan tersebut, mereka meminta KPU Tapteng, agar mengulang proses penetapan calon Pemilukada Kabupaten Tapteng kembali, karena apa yang sudah ditetapkan oleh KPU Tapteng sudah cacat hukum. Penyerahan bukti hasil PTUN Medan, diterima oleh anggota KPUD Tapteng, Maruli Firman Lubis SH.

Sebagai bentuk dukungan atas putusan PTUN Medan, massa Albiner-Steven membawa spanduk yang isinya mengecam KPU Tapteng yang membatalkan pencalonan balon bupati mereka.

Mencuatnya kepermukaan hasil putusan PTUN Medan yang memenangkan gugatan pasangan Albiner-Steven, turut mempengaruhi suhu politik pasca Pemilukada di Tapteng. Beragam tanggapan mulai terendus kepermukaan. Tidak sedikit diantara masyarakat yang menyambut baik putusan tersebut. Namun adanya juga yang menganggap biasa. Menurut mereka itu adalah permainan politik.

Sampai selesainya rapat pleno penghitungan suara di tingkat KPU Tapteng, situasi di Kabupaten Tapteng aman, tidak ada gejolak dan keributan. Hanya saja perwakilan dan saksi dari dua calon bupati, yakni saksi dari pasangan calon nomor urut 2 dan nomor urut 3, sama sekali tidak hadir dan tidak menandatangi hasil rekapitulasi tersebut. Padahal sebelumnya rapat pleno penghitungan suara Pemilukada di tingkat KPU sempat diskors selama 19 menit, menunggu saksi dari kedua pasangan calon hadir.

“Sesuai tahapan Pemilukada Tapteng, Jumat (18/3) hari ini, direncanakan pleno penetapan Bupati dan Wakil Bupati Tapteng terpilih sesuai hasil rapat pleno penghitungan perolehan suara Pemilukada Tapteng,” tandasnya.

Belum lagi ditetapkan sebagai wakil Bupati tapteng, H Syukran Jamilan Tanjung sudah tersandung masalah hukum. Syukran dilaporkan warga Aek Tolang, Maskur Simatupang bersama istrinya, Junita Panggabean ke Polresta Sibolga, Rabu (9/3). Syukran dituding menipu mereka Rp30 juta saat menjadi calo dalam seleksi calon masuk Pegawai Negeri Sipil (PNS). Setelah uang diberikan, ternyata anak mereka tidak masuk seleksi CPNS.

Saat dikonfirmasi dengan Syukran Tanjung, dia membantahnya. “Saya tidak pernah menawarkan, tetapi Maskur Simatupang beserta istrinya yang minta tolong agar anak mereka saya uruskan masuk CPNS di Pemko Sibolga. Saya sudah berusaha, namun ternyata tidak lulus, saya mau bilang apa,” jelasnya.

Saat ditanya mengenai uang Rp30 juta dan kwitansi bukti penerimaannya, Syukran Tanjung mengakui dirinya memang ada menerima uang tersebut.

“Saya berusaha untuk mengembalikannya, tapi saat itu saya belum punya uang,” katanya
Sementara itu, Kapolres Sibolga, AKBP Joas Feriko Panjaitan SIK saat dikonfirmasi hal tersebut melalui Kasat Reskrim Polresta Sibolga, AKP Agus Pristiono SH diruang kerjanya, Kamis (10/3), mengakui adanya pengaduan warga bernama Maskur Simatupang terhadap H Syukran J Tanjung SE dengan tuduhan penipuan.

“Memang benar ada laporan pengaduan kemarin, atas nama Maskur Simatupang yang mengadukan Syukran Tanjung dengan tudu han penipuan. Saat ini berkas pengaduan sudah berada di meja Kapolresta. Berkas pengaduan ini akan kita teliti dahulu, baru kemudian diproses lebih lanjut. Bila terbukti benar, Syukran Tanjung akan dikenai pasal 372 dan 378 tentang penipuan, dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun,” jelasnya kepada wartawan.



- Sumber Harian Sumut Pos -

Minggu, 13 Maret 2011

Perempuan Masa Kini Tak Bisa Memasak dan Menyetrika

Perempuan saat ini semakin berdaya, dan mampu bersaing dalam karier. Perusahaan tak ragu menempatkan perempuan di level manajerial dengan gaji yang tinggi.

Sayangnya, tak banyak dari kaum perempuan masa kini yang mampu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak atau bersih-bersih. Para peneliti mengatakan, hanya 51 persen perempuan di bawah 30 tahun yang bisa memasak sesuatu yang dipanggang, dan hanya 82 persen dari perempuan yang lahir dari era baby boomer yang tahu pasti cara memasaknya.

“Perempuan masa kini cenderung lebih sibuk, harus menanggung peran ganda, dan cukup siap berkompromi dengan pekerjaan rumah tangga untuk menghemat waktu,” jelas peneliti sosial, Mark McCrindle, pada Courier-Mai Australia.
Ia menambahkan, karena sekarang sudah banyak tempat laundry dan toko kue, kaum perempuan merasa tidak perlu membuat kue atau menyetrika pakaian sendiri.

“Kita hidup dalam budaya dimana, ketimbang memperbaiki sesuatu -meskipun itu cuma menisik atau memasang kancing yang lepas- lebih baik kita membeli yang baru,” tukasnya.

Sepertinya, banyak perempuan yang akhirnya kehilangan kemampuan ini. Bila ada sesuatu yang ingin dibetulkan, perempuan masa kini akan mengirimnya ke drycleaner saja, karena mereka sibuk dan tidak mampu melakukannya.
Lucunya, meskipun perempuan tak menguasai lagi ketrampilan yang feminin seperti memasak atau menyetrika, kini mereka lebih mampu mengerjakan tugas-tugas yang maskulin.

Penelitian yang sama menunjukkan, lebih dari 70 persen perempuan di bawah 30 tahun yang biasa membuang sampah, memotong rumput, atau mencuci mobilnya sendiri.

Nah, hal inilah yang perlu dipertanyakan. Apakah tugas-tugas yang khas dilakukan kaum perempuan memang lebih sulit dikerjakan, atau membutuhkan ketrampilan khusus (memasak atau menyetrika hingga licin, misalnya)?
Ataukah mereka hanya tak ingin memilih antara pekerjaan maskulin dan feminin, dan mengerjakan apa yang mereka kuasai saja? Bagaimana dengan Anda sendiri? Apa pekerjaan rumah tangga yang masih Anda lakukan sendiri?





- Sumber Harian SUMUT POS -

Selasa, 22 Februari 2011

Anggota DPRD Main diKompleks Pelacuran Sekaligus Merangkap GERMO..!!!!

Jaringan prostitusi merambah masuk ke gedung rakyat, itu bukan cerita baru. Yang hangat saat ini adalah disiapkannya pasal pelacuran untuk wakil rakyat nakal. Seperti apa?

YA, salah satu poin dalam rancangan Kode Etik DPR adalah tentang pelacuran. Poin ini dinilai beberapa orang tidak perlu masuk dalam Kode Etik DPR. Namun BK (Badan Kehormatan) DPR punya alasan mengapa memilih kata pelacuran dan memasukkan poin ini dalam draf.

“Ada banyak yang protes kenapa menggunakan kata pelacuran. Kalau kata pelacuran terlalu vulgar, sebenarnya kita sudah serahkan kepada ahli bahasa,” ujar Wakil Ketua BK, Nudirman Munir dalam keterangan pers di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, kemarin (18/2). Menurut sang ahli bahasa, kata prostitusi adalah bahasa Inggris dan bukan bahasa Indonesia. Karena itulah BK DPR memilih menggunakan istilah pelacuran dan bukan prostitusi. “Jadi saya ya manggut-manggut bebek karena saya bukan ahli bahasa,” sambung dia.

Nurdirman menjelaskan, pasal tentang pelacuran masuk dalam kode etik karena ada anggota DPRD yang tertangkap sedang berjudi. Selain itu ada juga anggota DPRD yang ada di kompleks pelacuran dan malah katanya menjadi germo. “Makanya itu kita membuat itu menjadi aturan dalam Kode Etik,” terang dia.

“Kalau DPRD datang ke pelacuran, kalau DPR memanggil (pelacur) ya Pak?” celetuk wartawan.

“Ha ha ha. Nggak ada,” ucap Nudirman sambil tergelak.

Nudirman menyesalkan di rapat paripurna kemarin, Tata Tertib Kode Etik gagal disahkan. Padahal persiapannya lebih dari satu tahun dan tidak main-main. “Teman-teman BK menyesalkan banyak yang mengeluh Kode Etik kurang disosialisasikan. Padahal dalam Bamus 2 minggu sebelum paripurna, sudah kita bagikan. Dan kalau ketua fraksi tidak membagikan atau mungkin sudah dibagikan tetapi belum dibaca, maka itu bukan salah BK,” tuturnya.

Menurutnya, paripurna selanjutnya sekitar tanggal 1 atau 2 Maret. Jika ternyata masih gagal, maka BK DPR akan minta voting. “Kami berikan waktu yang cukup panjang sejak paripurna kemarin sampai awal bulan paripurna depan untuk sosialisasi lagi,” imbuhnya.

Bahan rancangan Kode Etik sudah disiapkan, karena itu BK tidak menerima alasan draf belum disosialisasikan. Dia berpendapat draf belum menyebar bisa jadi karena fraksi tidak menyosialisasikan ke anggota, anggota sibuk ataupun belum membacanya.

“Kita harapkan ada tambahan, alhamdulillah kalau ada tambahan dalam kode etik, tapi kalau dikurangkan kami tidak terima,” kata Nudirman.

Pasal mengenai pelarangan ini tertuang dalam draf peraturan DPR tentang kode etik. Hasil pembahasan rancangan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat yaitu Pasal 3 ayat 6. Berdasarkan peraturan itu, anggota DPR dilarang memasuki tempat yang dipandang tidak pantas secara etika, moral, dan norma yang berlaku umum di masyarakat, seperti kompleks pelacuran dan perjudian, kecuali untuk kepentingan tugasnya sebagai anggota DPR.

Penelusuran POSMETRO, sejumlah anggota DPRD dari beberapa wilayah kabupaten/kota di Sumut belum lama ini pernah dipergoki mampir di komplek pelacuran di Desa Bandar Baru, bahkan di beberapa titik tempat hiburan malam plus-plus-plus di Medan.

Salah satu tempat dugem yang jadi trend-setter sekalangan wakil rakyat hobby clubbing itu adalah karaoke di sebuah hotel berbintang kawasan Jl. Puteri Hijau, Medan. Dari sejumlah lokasi rentan prilaku maksiat itulah sejumlah anggota DPRD dipergoki sedang bermesraan dengan wanita idaman lain (WIL) nya.




- Sumber : POSMETRO MEDAN -

Minggu, 20 Februari 2011

RESEP AYAM NAMARGOTA

Bahan :

1. 10 buah sayap ayam
2. Darah ayam (dapat digantikan dengan hati ayam)
3. 2 lbr daun jeruk
4. 2 gelas air
5. 1 sdt garam
6. Penyedap secukupnya



Bumbu Halus :

1. 10 buah cabe merah


2. 3 siung sjalot (bawang merah besar)
3. 2 siung bawang putih
4. 2 ruang Lengkuas, iris-iris
5. 2 batang serai, iris-iris
6. 1 ruas Jahe, iris-iris
7. 1 sdt ketumbar bubuk



Cara Mengolahnya :

Blender hati ayam dengan segelas air, lalu sisihkan
Tumis bumbu halus, daun jeruk sampai harum, setelah itu masukan sayap ayamnya, blender hati ayamnya dan segelas air sisanya, aduk merata.
Tambahkan garam dan penyedap, biarkan sampai kuah menyusut dan siap untuk disantap.
Paling cocok disantap bersama rebusan mini labu siam, rebusan kacang panjang dan rebusan daun singkong.



- Selamat Mencoba & Menikmati -

Selasa, 15 Februari 2011

RESEP SAYUR SINGKONG / UBI

Bahan :

1. Daun singkong 2 ikat
2. Santan 250 ml ( 1 kelapa)
3. Cepokak secukupnya
4. Udang 6 ekor ukuran sedang


Bumbu :

1. Cabe burung 10 biji
2. Bawang merah 5 siung
3. Bawang putih 2 siung
4. Jahe sedikit
5. Terasi secukupnya
( Semua bumbu diatas dihaluskan )
6. Lengkuas seibu jari
7. Daun salam 2 lembar
8. Sere 1 batang
9. Garam dan gula secukupnya


Cara membuat :

* Daun singkong dan cepokak ditumbuk tidak terlalu halus, tambahkan garam secukupnya.
* Santan dimasak sampai mendidih.
* Masukkan bumbu yang telah dihaluskan, lengkuas, daun salam dan sere serta udang.
* Setelah mendidih, masukan daun singkong yg telah ditumbuk.
* Masak sekitar 15 menit, lalu angkat.


.... SELAMAT MENCOBA ....

Senin, 07 Februari 2011

Pemerintah Kutuk Penyerang Jamaah Ahmadiyah

Tiga Tewas, Belasan Luka-luka

JAKARTA-Ketidaktegasan pemerintah dalam menuntaskan polemik seputar pelarangan aliran Ahmadiyah di Indonesia memunculkan masalah baru. Sedikitnya tiga nyawa anggota Ahmadiyah melayang akibat bentrok di di Cikeusik, Banten pada Minggu (6/2) 10:45 WIB pagi. Belum diketahui pasti pemicu penyerangan yang berujung bentrok berdarah yang menewaskan Roni (20), Parno (35), dan Mulyadi (35) dan melukai sejumlah anggota Ahmadiyah.

“Kami diserang. Itu saja, yang pasti tidak ada kami memprovokasi warga kami tahu diri kalau kami minoritas,” ujar juru bicara Ahmadiyah Mubarik Ahmad ketika dihubungi di Jakarta kemarin.

Menurut Mubarik, para anggota jamaah Ahmadiyah itu diserang ketika sedang melakukan silaturahmi di kediaman salah satu tokoh yakni Ustadz Suparman di Cikeusik, Banten. Tanpa sebab yang jelas tiba-tiba saja warga menyerang kediaman Suparman. Mereka datang dengan membawa senjata tajam dan melakukan penyerangan secara membabi-buta sehingga tiga orang anggota jamaah meninggal. Beruntung, ketika terjadi penyerangan, Suparman dan keluarganya, telah diungsikan ke Pandeglang, karena telah mendapat kabar penyerbuan itu. “Kepolisian sudah melakukan pejagaan namun jumlahnya tidak seimbang,” jelas dia.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos (grup Sumut Pos) menyebutkan bahwa penyerangan terjadi akibat sikap jamaah Ahmadiyah menantang warga setempat. Namun, hal itu dibantah keras oleh Mubarik. Menurut dia yang terjadi adalah murni penyerangan karena itu dia meminta kepolisian mengusut tuntas kejadian itu.
Pasca bentrokan Kementerian Kordinator Politik Hukum dan Keamanan menggelar rapat mendadak.Rapat digelar di Kantor Menko Polhukam di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pukul 20.00 WIB tadi malam. Rapat dihadiri Menko Polhukam Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Mendagri Gamawan Fauzi, Menteri Agama Surya Dharma Ali dan Jaksa Agung Basrief Arief.

“Pemerintah mengutuk keras penyerangan ini dan kami pastikan akan mengusut tuntas siapa pelakunya. Pemerintah melarang aksi kekerasan terhadap sesama anak bangsa. Karena itu, aparat harus bertindak tegas dan mengusut pelaku kekerasan,” singkat Djoko jelang pertemuan tertutup tersebut.

Secara terpisah, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengutuk keras aksi penyerangan terhadap anggota Ahmadiyah tersebut. Said mengatakan secara akidah, kalangan Islam, termasuk NU, tidak membenarkan ajaran Ahmadiyah karena menyimpang. Namun bukan berarti tindakan semena-mena boleh dilakukan terhadap anggota Ahmadiyah. “Tidak ada kekerasan yang dibenarkan. Kalau mereka dicaci maki, dipukuli, dibunuh, diusir, dan rumahnya dirusak akan membuat mereka semakin fanatik,” jelas dia.

Said mengatakan, solusinya adalah mengajak Ahmadiyah kembali ke Islam yang benar melalui dialog. Said optimistis anggota Ahmadiyah bisa menerima dengan baik ajakan untuk kembali ke ajaran Islam jika pemahaman mereka diluruskan. “Jika nabi palsu Mushaddeq saja bertaubat mengakui kekeliruannya maka mereka pasti bisa,” jelas dia.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) H Amidhan menambahkan, kekerasan yang terjadi ini akibat pemerintah tidak tegas memberlakukan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang pembubaran Ahmadiyah. Padahal harusnya jamaah Ahmadiyah mematuhi SKB pemerintah dan membubarkan diri dengan legawa. Tentunya, pemerintah harus menindak mereka yang menolak membubarkan diri. “Telah ditetapkan jika Ahmadiyah tidak boleh mengajarkan ajarannya. Namun kenyataaannya Ahmadiyah tetap mengajarkan ajarannya,” kritik dia.

Menurut Amidhan, SKB yang tidak dilaksanakan dengan tegas memicu keresahan warga. Apalagi, aktivitas Ahmadiyah terus dilakukan dan ketika beraktifitas mereka kerap dilindungi polisi. Hal itu yang justru memicu kesalahpahaman dan terjadilah bentrokan fisik. Karena itu, Amidhan meminta agar pemerintah tegas membubarkan Ahmadiyah. “Atau Ahmadiyah dijadikan agama tersendiri, dan tidak masuk dalam bagian agama Islam,” pungkas dia.




Sumber : Sumut Pos

Jumat, 04 Februari 2011

Jangan Berpacu Jadi PNS ... !!!

MEDAN - Generasi muda saat ini diharapkan tak termotivasi hanya menjadi PNS setelah tamat kuliah, tapi diharapkan lebih mandiri.

Kepala Kanwil Kementerian Agama Sumut H Syariful Mahya Bandar mengatakan, anak muda yang bersemangat hendaknya tidak menjadikan karir pegawai negeri sipil sebagai pilihan. “Jangan terlalu bergantung pada ketersediaan formasi CPNS yang disiapkan pemerintah. Ini akan mengajarkan mereka menjadi malas alias tak mandiri,” ungkapnya kepada wartawan, Selasa (14/12).

Lebih lanjut Mahya menjelaskan, para lulusan perguruan tinggi harus lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dan kehidupan baik untuk masyarakat maupun diri sendiri. “Upaya ini perlu dilakukan agar para lulusan perguruan tinggi tak bergantung pada ketersediaan jumlah formasi penerimaan CPNS yang jumlahnya terbatas,” katanya.
Menurut Mahya, kehidupan mandiri dilakukan dengan menciptakan lapangan usaha. “Berwirausaha misalnya, hal ini juga sangat membantu bagi oranglain, karena kita tak hanya menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri, tapi juga bagi masyarakat banyak,” tuturnya.

Jika semua lulusan mengharapkan jadi PNS, sambungnya, maka hal ini tak akan bisa diakomodir seluruhnya oleh pemerintah, termasuk Kementerian Agama yang juga membutuhkan calon baru-baru ini. “Saya berharap, berbagai perguruan tinggi keagamaan maupun umum, dapat memfasilitasi mahasiswa dengan keahlian atau kecakapan hidup alias entrepreneurship. Jadi begitu mereka tamat, mereka bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri dan jika bisa lebih luas untuk masyarakat di sekitarnya,” harapnya.



- Disadur dari Harian SUMUT POS

Minggu, 30 Januari 2011

Pengertian Dasar Dalihan Na Tolu

Dahulu untuk keperluan memasak beras (boras) menjadi nasi (indahan) orang Batak menggunakan periuk tanah (hudon tano) yang dipanaskan di atas suatu tungku yang unik.

Tungku unik itu tersusun atas tiga batu besar berukuran sama. Bagaimanakah tiga batu itu bisa menjadi sebuah tungku? Ketiga batu berukuran sama itu diletakkan dalam satu lingkaran dengan jarak sama satu dengan lainnya sehingga posisi ketiganya seimbang untuk menopang periuk atau kuali di atasnya.

Tentu, batu itu adalah batu pilihan yang kokoh dan tidak mudah pecah oleh panas. Kemudian, di antara kaki-kaki batu itu ditaruh kayu bakar dan nyala api akan memanaskan periuk tanah yang berisi beras dan air di atas ketiga batu itu.
Nama tungku yang terbuat dari tiga batu itu adalah Dalihan Na Tolu.
Dalihan = tungku, Na = yang, Tolu = tiga (Tungku yang tiga)

Ternyata Dalihan Na Tolu itu menjadi filsafat utama orang Batak yang bertahan sampai saat ini dan menjadi pegangan dalam interaksi sesama orang Batak. Ketiga batu yang sama kuat itu dilambangkan sebagai tiga pihak yang sama kuat dan menjadi satu kesatuan yang seimbang, yaitu:
1) Dongan Tubu atau Dongan Sabutuha
2) Boru
3) Hula-hula

Dongan Tubu/ Sabutuha adalah pihak/ orang yang semarga dengan kita.

Boru adalah orang/ pihak: a) yang menikahi anak perempuan kita dan keturunannya, b) yang menikahi saudara perempuan kita dan keturunannya c) yang menikahi saudara perempuan ayah kita dan keturunannya

Hula-hula adalah a) kaum pria dari pihak ibu kita b) kaum pria dari pihak istri kita.

Sebagai anggota dari masyarakat Batak, bagaimanakah sikap kita kepada ketiga pihak tsb menurut adat Batak?

1) Terhadap Dongan Tubu:
Manat mardongan tubu (hati-hati kepada pihak semarga)
Manat = hati-hati

2) Terhadap Boru:
Elek marboru (membujuk/ melindungi pihak Boru)
Elek= bujuk

3) Terhadap Hula-hula:
Somba marhula-hula (hormat kepada pihak Hula-hula).
Somba = hormat

Adat Batak menentukan sikap terhadap ketiga kelompok tsb, yaitu Manat, Elek dan Somba. Kita bisa menjadi bagian dari masing-masing pihak dalam perjalanan hidup kita menghadapi orang Batak lainnya. Dengan demikian, semua orang Batak dapat menduduki salah satu posisi tsb, tidak selalu dalam posisi Boru atau posisi Dongan Tubu. Semua posisi itu sama kuatnya dan sama pentingnya serta saling melengkapi satu sama lainnya seperti ketiga batu yang membentuk tungku itu di masa lalu.

Jumat, 28 Januari 2011

RESEP IKAN MAS NA NIURA

Bahan-Bahan :

1. 0,5 kilogram ikan mas
2. 3 biji asam jungga
3. 0,25 ons andaliman
4. 1 onskemiri
5. 5 cm lengkuas
6. 5 cm kunyit
7. 2 ikat rias
6. 5 siung bawang merah
7. 3 siung bawang putih
8. 1/2 ons cabe merah
9. Garam secukupnya (disesuaikan dengan selera)


Cara memasak :

1. Ikan mas dibersihkan dari sisik, kemudian ikan dibelah dua dari punggung ikan. Duri ikan dikeluarkan semuanya. Sesudah bersih, ikan digarami dan diasami. Dibiarkan selama 5 jam.
2. Kemiri di gongseng, dibiarkan dulu. Jahe, kunyit, bawang merah dan putih di goreng. Kemudian rias dikukus, sedangkan cabe digiling. Seluruh bumbu kemudian diulek (tumbuk).
3. Bumbu dimasukkan atau diolesi ke permukaan ikan. Biarkan satu jam lagi.
4. Siap dihidangkan


Selamat Mencoba & Menikmati

Sumatera Diklaim Milik Malaysia...???????????

JAKARTA-Malaysia kembali mengklaim Pulau Sumatera sebagai miliknya. Negeri Jiran tersebut mengklaim berdasarkan latar belakang historis menurut sudut pandang mereka sendiri.

Postingan seorang warga asal Kuching Malaysia, bernama Mohd Am, Sejarah Johor modern bermula pada awal abad ke-16 setelah pembukaan sebuah negeri baru oleh Sultan Johor kepada Sultan Mahmud Shah, sultan terakhir kerajaan Melayu Melaka yang melarikan diri dari serangan Portugis.

Mohd Am memposting tulisan yang menyebutkan kalau Pulau Sumatera seharusnya milik Malaysia. Dalam postingannya disebutkan, berdasarkan sejarah zaman Belanda, pulau Indonesia itu seharusnya menjadi bagian dari negara Malaysia.

“Kerajaan Johor berjaya mengembangkan ekonominya dan menjadi kuasa politik terpenting sesuai dengan lokasinya di laluan perdagangan timur-barat. Di zaman kegemilangan Johor, negeri ini pernah menjadi sebuah empayar (kerajaan, red) besar yang mana kekuasaannya mewarisi sebahagian jajahan takluk Melaka. Empayar Johor termasuklah sampai ke Terengganu di semenanjung, kepulauan Riau-Lingga dan sebahagian pantai timur Sumatera,” tulis postingan tersebut.

Mohd Am kemudian membeberkan sejarah mengenai kerajaan Johor yang sekarang menjadi nama salah satu kota di Malaysia, sebagai kerajaan besar yang kekuasaanya mulai dari Sungai Muar, Singapura, hingga ke Kepulauan Riau, dan sebagian pantai timur Sumatera.

“Berdasarkan fakta historik ini adalah jelas bahwa Riau-Lingga dan sebahagian besar Sumatera itu adalah Jajahan Johor.. iaitu Malaysia sekarang…,” klaimnya.

Menilik dari sejarah itu pula, daerah sebagian Sumatera dan Kepulauan Riau seharusnya menjadi milik Malaysia. Namun pada saat perjanjian antara Inggris dan Belanda, dua negara yang pernah menjajah Indonesia dan Malaysia justru menghilangkan batasan kawasan tersebut.

“Jadi Sumatera itu harus balik kepada asalnya yaitu termasuk dalam Provinsi Johor Malaysia, tetapi penjanjian Inggeris-Belanda telah memecahkan kawasan jajahan Johor iaitu Riau-Lingga dan sebagian besar Sumatera,” tutup postingan tersebut.

Namun hal itu dibantah keras oleh sejarawan Indonesia, Anhar Gonggong. “Bohong itu semua, justru Malaysia milik Indonesia,” kata Anhar seperti dilansir situs sebuah berita, Kamis (27/1).

Dikatakan Anhar, tak ada satupun klaim Malaysia yang bisa dibenarkan oleh Malaysia, termasuk Klaim pulau Sumatera. “Kalau berbicara bahwa kerajaan Johor menguasai Riau-Lingga dan Sumatera, justru itu terbalik, perlu diketahui Aceh itu menguasai Malaysia, Sultan Aceh itu menikahi salah satu putri kerajaan Johor,” kata Anhar.
Ditegaskannya, Malaysia hanya ingin melecehkan Indonesia dengan klaim-klaim mereka. “Tak ada yang benar itu, ini bisa jadi hanya pancingan agar masyarakat marah, tak perlu ditanggapi,” kata Anhar.

Negara Malaysia disebut sebagai negara sakit jiwa menyusul klaimnya terhadap sebagian Sumatera sebagai bagian dari negaranya. “Sudah sakit jiwa negara Malaysia itu, sepertinya semua warga negara Malaysia harus diperiksa kejiwaannya,” ujar aktivis Bendera Adian Napitupulu.

Menurut Adian, Malaysia adalah negara yang tidak mampu membesarkan dirinya sendiri sehingga untuk membesarkannya hanya mampu mengklaim dari seluruh kekayaan, kebudayaan dan keunikan milik negara-negara yang ada di dunia.

Adian kembali menjelaskan sudah saatnya pemerintah Indonesia khususnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus tegas melindungi dan mengangkat martabat. Jika memang SBY atau negara tidak mampu maka sebaiknya rakyat yang ada diperbatasan negeri Jiran itu harus melakukan perlawanan tanpa harus menunggu pemerintah.

Klaim sejarah Riau-Lingga dan sebagian besar Pulau Sumatera merupakan jajahan Kerajaan Johor tidak akan menggangu hubungan Indonesia dan Malaysia, atau memunculkan protes massif dari masyarakat.
“Enggak akan massif, kalau soal TKI atau TKW mungkin banyak protes. Tapi kalau soal yang tidak jelas dan argumennya ngawur begini tidak akan ditanggapi,” terang anggota Komisi I Bidang Pertahanan DPR Ramadhan Pohan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/1).

Menurutnya, klaim salah seorang warga negara Malaysia, Mohd Am tersebut tidak perlu direspon, jika tak memiliki basis data dan logika yang jelas.

Pasalnya, reaksi yang berlebihan dari masyarakat Indonesia hanya akan menjadi bahan tertawaan warga Malaysia. “Kalau reaksi kita berlebihan justru jadi bahan tertawaan orang Malaysia nanti. Mereka cukup rapi kok intelijen mereka untuk menunjukkan kita bodoh,” katanya.

Isu klaim kepemilikan atas sejumlah wilayah Pulau Sumatera yang ramai dibicarakan di forum diskusi di dunia maya hanyalah kerja segelintir orang yang ingin mengganggu keamanan di Tanah Air.

Hal itu disampaikan Gubernur Riau Rusli Zainal di sela-sela tatap muka bersama para pemimpin media massa olahraga nasional di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. “Kita harus hati-hati mencermatinya, merespons, atau menyikapi isu seperti ini, baik yang datang dari negara kita maupun yang datang dari Malaysia,” kata dia, kemarin.
Rusli juga meragukan jika klaim atas wilayah di Pulau Sumatera itu datang dari Pemerintah Malaysia. “Untuk itu kita mengedepankan sikap yang lebih dewasa, kemudian mengutamakan spirit kebersamaan sebagai satu rumpun yang sampai kiamat pun tetap bertetangga,” tandasnya.

Klaim-klaim atas kekayaan budaya dan juga pulau-pulau di Indonesia yang selama ini dilakukan oleh Malaysia diduga terkait dengan situasi politik di negara tersebut. Diduga isu pengklaiman tersebut justru dibesar-besarkan oleh politisi Malaysia khususnya dari etnis Melayu.

“Kalau klaim atas Sumatera didasarkan pada sejarah, tak perlu ditanggapi. Karena memang sejarah bukan untuk diperdebatkan, sejarah tidak bisa digunakan secara semena-mena,” kata Budiawan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Tapi Budiawan beranggapan bahwa usaha klaim-klaiman tersebut memang memiliki tujuan tertentu, yakni tujuan internal dan tujuan eksternal.

Dijelaskannya, di Malaysia ada kelompok etnis Melayu ’Kultural’ yaitu kelompok orang yang dilahirkan di Malaysia sebelum kemerdekaan. Kelompok ini disebutkan di dalam aturan perundang-undangan Malaysia.
Kelompok ini termasuk dengan Melayu yang ada di Sumatera seperti Riau. “Ada semacam impian bagi kelompok Melayu kultural ini untuk membentuk sebuah hegemoni Melayu raya kultural, akibatnya mereka sering menampilkan isu-isu klaim budaya untuk menunjukkan ke hadapan etnis di luar Melayu yang ada di negaranya seperti Cina, dan India,” kata Budiawan.

Budiawan melihat, pola-pola pengklaiman tersebut sama dan akan terus terjadi di masa mendatang. “Saya melihat ada dua kemungkinan, pertama untuk kepentingan politik internal oleh elite politisi Melayu ‘kultural’ dan kemungkinan kedua adalah untuk mengejek Indonesia karena dianggap sebagai pusat budaya Melayu secara historis, tapi tak bisa berbuat apa-apa,” katanya.

Ditegaskan Budiawan, isu klaim terhadap budaya Indonesia tersebut memang sangat menjanjikan. “Jadi ada kemungkinan bila isu klaim tersebut sengaja ‘dijual’ untuk kepentingan elite, polanya sama,” kata Budiawan.
Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan juga menyikapi klaim dari warga Malaysia itu. “Kalau itu masalahnya tidak usah ditanggapi lah,” ujarnya kepada wartawan usai deklarasi Gerakan Rakyat Antimafia Hukum (Geram) di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, kemarin.

Kalau kita berbicara masa lalu, kata Anies, mau berapa lama menarik ke belakangnya. “Kita tarik 50 tahun, petanya sudah beda. Tarik lagi 100 tahun, petanya beda lagi. Tarik lagi 500 tahun, petanya beda lagi,” ucapnya.
“Jadi nasihat saya kepada Malaysia, jangan lihat ke belakang,” tegasnya.(net/bbs)


Selat Malaka Juga Ingin Dicaplok

Selain mengklaim Sumatera, Malaysia juga secara spesifik mengklaim wilayah di kawasan Selat Malaka sebagai wilayah Johor, Malaysia. Pekanbaru yang berbatasan dengan selat tersebut memastikan hal tersebut tidak benar.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Linmas Provinsi Riau, Zulkarnain Kadir, menyatakan sampai kapanpun Riau adalah bagian dari NKRI dan tidak pernah masuk dalam jajahan Johor.

“Mungkin Johor sudah tidak betah lagi dengan Malaysia, jadi Riau siap menampung Johor untuk masukakan dalam provinsi Riau,” kata Zulkarnain dalam perbincangan seperti dilansir sebuah situs berita, Kamis (27/1).

Mengenai klaim yang diposting sejarawan Johor Modern, Malaysia Mohn Am, bahwa dalam sejarah dari abad ke 16 atau Johor Berjaya, kekuasaannya mewarisi sebahagian jajahan takluk Malaka. wilayah Johor sampai ke Terengganu di semenanjung, kepulauan Riau-Lingga dan sebahagian pantai timur Sumatera, dia menampiknya.
“Riau ya bagian dari NKRI. Dalam sejarah, Riau merupakan kawasan Sumatera Tengah yang meliputi Sumatera Barat (Sumbar) , Riau, Kepulauan Riau, Jambi. Dan pusat sumatera tengah adalah Sumbar,” imbuhnya. “Jadi yang benar itu menurut saya Johor adalah bagian dari Riau karena letaknya dengan kita sangat dekat,” lanjutnya.
Atas klaim tersebut, pemerintah diminta tidak terprovokasi. “Kita akan pertahankan Riau sampai titik darahn
penghabisan, jika memang Johor meminta itu,” tegasnya.

Klaim Malaysia atas pulau Sumatera dinilai hanyalah klaim yang didasarkan atas dasar politik dan bukan historis seperti yang dibeberkan oleh seorang warga Malaysia di forum internasional yang khusus membahas Malaysia.
“Mereka tidak mengerti, justru kalau kita berbicara sejarah, bukankah kerajaan Johor itu banyak dibangun oleh orang-orang bugis,” kata sejarawan JJ Rizal. Dijelaskan Rizal, ketika kerajaan Hassanudin runtuh diserang oleh Aru Palaka banyak orang-orang Bugis pengikut Hasanudin yang lari ke Johor. “Banyak orang Bugis yang ekspansi ke Johor,” kata Rizal.

Dari latar belakang sejarah, diketahui pada tahun 1666 armada laut Belanda di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman dan pasukan Aru Palaka Bone menyerang Hassanudin.
Namun, Rizal mengatakan harus dibedakan antara zaman pra kolonialisme dan kolonialisme. “Tak bisa seperti itu, kalau begitu bisa saja Malaysia diklaim milik Indonesia, karena ada Sriwijaya yang wilayahnya juga sampai ke Johor,” katanya

“Kalau mau klaim-klaiman, ingat kita punya Sriwijaya yang wilayahnya sangat luas,” kata Rizal.
Rizal kembali menegaskan bahwa ini hanyalah klaim politis saja dan akan terus terjadi bila pemerintah tak memperhatikan sejarah. “Pemerintah tak pernah memahami sejarah, bila tak ada perhatian klaim-klaim konyol dari Malaysia akan terus terjadi,” kata Rizal.


Sumber : Harian Sumut Pos