Total Tayangan Halaman

Resep Makanan Batak

C A R I

Minggu, 30 Januari 2011

Pengertian Dasar Dalihan Na Tolu

Dahulu untuk keperluan memasak beras (boras) menjadi nasi (indahan) orang Batak menggunakan periuk tanah (hudon tano) yang dipanaskan di atas suatu tungku yang unik.

Tungku unik itu tersusun atas tiga batu besar berukuran sama. Bagaimanakah tiga batu itu bisa menjadi sebuah tungku? Ketiga batu berukuran sama itu diletakkan dalam satu lingkaran dengan jarak sama satu dengan lainnya sehingga posisi ketiganya seimbang untuk menopang periuk atau kuali di atasnya.

Tentu, batu itu adalah batu pilihan yang kokoh dan tidak mudah pecah oleh panas. Kemudian, di antara kaki-kaki batu itu ditaruh kayu bakar dan nyala api akan memanaskan periuk tanah yang berisi beras dan air di atas ketiga batu itu.
Nama tungku yang terbuat dari tiga batu itu adalah Dalihan Na Tolu.
Dalihan = tungku, Na = yang, Tolu = tiga (Tungku yang tiga)

Ternyata Dalihan Na Tolu itu menjadi filsafat utama orang Batak yang bertahan sampai saat ini dan menjadi pegangan dalam interaksi sesama orang Batak. Ketiga batu yang sama kuat itu dilambangkan sebagai tiga pihak yang sama kuat dan menjadi satu kesatuan yang seimbang, yaitu:
1) Dongan Tubu atau Dongan Sabutuha
2) Boru
3) Hula-hula

Dongan Tubu/ Sabutuha adalah pihak/ orang yang semarga dengan kita.

Boru adalah orang/ pihak: a) yang menikahi anak perempuan kita dan keturunannya, b) yang menikahi saudara perempuan kita dan keturunannya c) yang menikahi saudara perempuan ayah kita dan keturunannya

Hula-hula adalah a) kaum pria dari pihak ibu kita b) kaum pria dari pihak istri kita.

Sebagai anggota dari masyarakat Batak, bagaimanakah sikap kita kepada ketiga pihak tsb menurut adat Batak?

1) Terhadap Dongan Tubu:
Manat mardongan tubu (hati-hati kepada pihak semarga)
Manat = hati-hati

2) Terhadap Boru:
Elek marboru (membujuk/ melindungi pihak Boru)
Elek= bujuk

3) Terhadap Hula-hula:
Somba marhula-hula (hormat kepada pihak Hula-hula).
Somba = hormat

Adat Batak menentukan sikap terhadap ketiga kelompok tsb, yaitu Manat, Elek dan Somba. Kita bisa menjadi bagian dari masing-masing pihak dalam perjalanan hidup kita menghadapi orang Batak lainnya. Dengan demikian, semua orang Batak dapat menduduki salah satu posisi tsb, tidak selalu dalam posisi Boru atau posisi Dongan Tubu. Semua posisi itu sama kuatnya dan sama pentingnya serta saling melengkapi satu sama lainnya seperti ketiga batu yang membentuk tungku itu di masa lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar